(Oleh : Ir. ES Heru Praptono, MBA)*
Bacaan: Yohanes 21
Nats: Yohanes 20:31
tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.
Kita baru saja memperingati rangkaian Hari Raya Paskah. Kita mengingat kematian dan kebangkitan Kristus dalam menyelesaikan karya agung-Nya di dunia, untuk menebus dosa umat manusia, mengalahkan maut, dan memberikan hidup yang kekal pada umat-Nya. Ini adalah kabar sukacita bagi seluruh umat manusia, karena dengan kematian dan kebangkitanNya, segenap umat manusia yang percaya kepadaNya, telah berpindah dari maut kepada hidup.
Ayat Nats dari Yohanes 20:31 menyingkapkan kepada kita, tujuan dari Rasul Yohanes mencatat Injil Yohanes, yaitu supaya kita percaya dan memperoleh hidup dalam nama-Nya oleh iman kita.
Apa yang kita percaya?
Pertama, bahwa Yesuslah Mesias. Kata Mesias menunjuk bahwa Yesus lah “Yang diurapi“ untuk menjadi Juruselamat dunia. Apakah Yesus datang untuk menyelamatkan semua orang?
Yohanes 3:16
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Dalam ayat ini diberikan batasan yang jelas bahwa ‘setiap orang yang percaya kepada-Nya’ beroleh hidup yang kekal. Lalu bagaimana orang yang menolak untuk percaya?
Yohanes 3:18
Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah
Dengan jelas terlihat bahwa hanya ada dua kondisi: Yang percaya tidak akan dihukum, yang tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah telah berada di bawah hukuman.
Kedua, bahwa Yesus adalah Anak Allah. Dari pembukaan Injilnya, Rasul Yohanes memberitakan tentang Firman yang adalah Allah, telah menjadi manusia.
Yohanes 1:14
Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Inilah tema besar Injil Yohanes yang menekankan keilahian Yesus Kristus. Bahwa Yesus Kristus adalah Allah sejati, Anak Tunggal Allah, yang turun menjadi manusia. Dan bukan hanya turun menjadi manusia saja, namun dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan mati di kayu salib. (bdk Filipi 2:8). Allah telah mencangkokkan dosa seluruh umat manusia kepada Kristus dan kematianNya di kayu salib, telah melunasi murka Allah sesuai dengan keadilanNya untuk menghukum dosa. Sebaliknya dengan kebangkitanNya, umat percaya yang sudah dicangkokkan kepada Kristus, turut bangkit bersama Dia untuk memeperoleh hidup.
Agama-agama adalah upaya manusia mencari Allah, tetapi Kekristenan adalah Allah yang mencari manusia. Hanya yang berasal dari sorga, yang bisa membawa manusia kembali ke Sorga, kembali kepada Bapa.
Yohanes 14:6
Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Injil Yohanes ditutup dengan kisah yang indah tentang perjumpaan Yesus yang telah bangkit dengan murid-murid-Nya di Danau Tiberias. Kisah ini memperlihatkan bagaimana Yesus adalah Allah Sejati yang penuh otoritas, namun sekaligus Manusia Sejati yang begitu dekat, dan mengasihi murid-murid-Nya. Dalam peristiwa ini pula, kita diperkenalkan pada misteri tubuh baru Kristus yang penuh kemuliaan.
Tubuh baru Kristus ini menjadi pengharapan bagi kita semua—bahwa kemenangan-Nya bukan hanya untuk-Nya sendiri, tetapi juga disediakan bagi semua yang percaya. Kita pun akan menerima tubuh kemuliaan kelak, tubuh yang bebas dari kelemahan, penyakit, dan maut.
Mari percayakan hidup kita kepada Yesus—Mesias dan Anak Allah—yang mati, dan bangkit, dan selalu hadir menuntun kita hingga masuk ke dalam kemuliaan bersama-Nya.
* Ir. ES Heru Praptono, MBA adalah alumni Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik UGM angkatan 1983.
0 Comments