APAKAH YANG ENGKAU MAU? TEGUHKANLAH HATIMU!

by | Apr 3, 2024 | Renungan | 0 comments

(Markus 10:46–52)

Oleh: Pdt. Setyo Pranowo, S.Si.Teol.*

Bartimeus adalah seorang penyandang disabilitas dalam penglihatan. Ia buta. Untuk menyambung hidupnya, ia melakukan pekerjaan sebagai pengemis dengan duduk di pinggir jalan dan menanti kemurahan hati orang-orang yang melintasinya. 

Mengapa Yesus masih bertanya kepada Bartimeus apa yang diinginkannya untuk Ia perbuat baginya? Apakah Bartimeus memiliki keinginan lain selain dapat melihat? Apakah ada sesuatu impian atau harapan lain yang tersembunyi di dalam hatinya? Mungkinkah ia ingin menjadi kaya tanpa harus bersusah-susah duduk di pinggir jalan, berbaur dengan debu, ditimpa hujan dan diterpa terik matahari? Atau mungkinkah ia sangat ingin memiliki istri yang cantik?

Sesungguhnya tidak ada orang lain yang tahu. Hanya Bartimeus sendiri yang tahu. Apakah Yesus Kristus tahu? Ya. Tetapi Ia mau supaya Bartimeus mengungkapkan sendiri keinginannya itu secara terbuka kepada-Nya. Benar saja, ketika Bartimeus menyampaikan bahwa ia ingin dapat melihat, maka terjadilah mujizat sebagaimana yang diinginkannya itu.

Kisah Bartimeus ini secara sederhana mengajar kita supaya mau mengungkapkan apa yang sesungguhnya kita inginkan kepada Yesus. Benar bahwa Dia tahu segala hal. Ia tahu apa yang menjadi kebutuhan kita. Ia pun tahu persis apa yang tersembunyi di dalam hati kita. Namun Yesus ingin supaya kita memiliki pengalaman iman bahwa apa yang kita sampaikan kepada-Nya sungguh dapat terwujud nyata. Dengan demikian kita akan beranjak dari seperti anak-anak yang hanya tahu menerima tanpa benar-benar mengenal DIA yang menyediakannya bagi kita, menjadi pribadi-pribadi yang dengan mata terbuka menyaksikan kemuliaan Yesus Kristus yang hidup, yang kasih-Nya besar kepada kita.

Ngomong-ngomong, apakah engkau sering enggan berterus terang mengenai apa yang sesungguhnya engkau inginkan? Andaikan iya, mengapa? Apakah yang kau inginkan itu terlalu rumit, sulit, bahkan mustahil bagiNya? Atau sebaliknya, apakah yang kau inginkan itu tampak remeh, sepele, tabu atau memalukan? Apakah menurutmu Yesus Kristus tidak mampu atau tidak mau tahu terhadap hal-hal yang engkau inginkan itu?

Ketahuilah: Tidak ada yang tidak dipedulikan Yesus Kristus! Engkau hanya perlu percaya kepada-Nya.

Selain itu, engkau perlu meneguhkan hatimu untuk berseru dan datang kepada Yesus. Bartimeus juga mengalami tantangan yang sama. Ketika ia berteriak meminta pertolongan Yesus, banyak orang yang menegurnya dan menyuruhnya diam (ay. 48). Siapakah mereka? Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Yesus. Mereka menghalangi Bartimeus. Ia dianggap tidak penting dan tidak layak menerima perhatian Yesus yang mulia.

Syukurlah Bartimeus tidak peduli. Lagipula Bartimeus tahu kalau Yesus Kristus adalah Pribadi yang penuh belas kasih. Ia tidak seperti orang-orang yang mengikuti atau yang menjadi pengikut-Nya sekalipun. Itu sebabnya Bartimeus semakin mengeraskan teriakannya kepada Yesus. Ketika pada akhirnya Yesus berkenan memanggilnya, maka tanpa ragu Bartimeus menanggalkan jubahnya dan segera berdiri untuk mendapatkan Yesus (ay. 50).

Mari perhatikan keterangan bahwa Bartimeus “menanggalkan jubahnya”. Konon jubah merupakan perangkat yang sangat penting. Selain melindungi dari panas maupun dari dingin, jubah juga bisa menampilkan citra atau identitas diri seseorang. Bagi orang dari golongan kelas bawah, jubah merupakan barang mewah. Jubah yang dimiliki Bartimeus mungkin adalah satu-satunya yang ia miliki. Itu sebabnya ketika ia menanggalkan jubahnya untuk berdiri menemui Yesus, maka hal itu menjadi tanda bahwa ia bersedia melepaskan citra jati diri yang selama ini melekat padanya.

Jadi, demi terwujudnya apa yang kita inginkan, tantangan yang akan kita hadapi antara lain adalah: Apakah kita bersedia berterus terang mengungkapkan keinginan hati kita kepada Yesus Kristus? Apakah kita teguh berseru kepada Yesus Kristus di tengah tantangan dari orang lain, termasuk dari para pengikut-Nya? Apakah kita bersedia meletakkan citra diri kita selama ini untuk berdiri di hadapan Yesus Kristus?

*Pdt. Setyo Pranowo, S.Si.Teol., adalah alumni Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM angkatan tahun 1986. Saat ini menjadi  Pendeta Jemaat di GKI Gombong, Kebumen, Jateng.

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RENUNGAN

RENUNGAN Lainnya

RENUNGAN: STILLE NACHT

RENUNGAN: STILLE NACHT

(Oleh: Drs. Jusuf Arbianto Tjondrolukito, MA, CLC)* “Silent night, holy night All is calm, all is bright Round yon Virgin, Mother and Child Holy infant so tender and mild Sleep in heavenlly peace Sleep in heavenly peace” Lagu ini selalu menghiasi setiap perayaan natal...

KESAKSIAN: SETIA PADA PROSES

KESAKSIAN: SETIA PADA PROSES

Saya Debby Ratnasari alumni Jurusan Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian tahun 2014. Bisa menempuh Pendidikan di Universitas Gadjah Mada adalah cita-cita saya sejak kecil namun ternyata jalan yang harus saya tempuh tidak mudah juga. Saya...