Hidup Cukup dan Pengaruhnya bagi Peran Alumni KKA GAMA

by | Dec 7, 2023 | Perspektif | 0 comments

Oleh: Wellyn Migang, S.T.,M.Th. 

Apa itu rasa cukup atau contentment? Rasa cukup membuat kita dapat bersyukur dengan apa yang kita miliki dan terus mengembangkan diri secara optimal. Rasa cukup (Contentment) di dalam Kekristenan menurut seorang teolog bernama Jerremiah Burroughs adalah hati yang tenang dalam segala keadaan, penuh rasa syukur atas anugerah Tuhan, menyerahkan hidupnya dalam kedaulatan Tuhan  sehingga punya ketaatan pada pimpian Roh Kudus.

Di tengah gempuran zaman sekarang ini, sosial media yang digunakan oleh mayoritas manusia sudah tentu berpengaruh terhadap kita semua tanpa terkecuali. Standar hidup sukses adalah memiliki rumah, kendaraan pribadi, investasi, sejumlah dana tabungan, memiliki usaha untuk bisa mencapai financial freedom, kebutuhan untuk healing dan traveling, dan sebagainya. Jika kita mengikuti standar kesuksesan dan terus membandingkan diri dengan orang lain maka hidup kita tidak sungguh-sungguh bahagia karena selalu membutuhkan validasi atau pengakuan orang lain, kita tidak bisa menikmati dan mensyukuri apa yang saat ini kita miliki karena selalu muncul perkataan dalam diri “saya akan bahagia jika saya mempunyai rumah seperti ini, punya kendaraan itu, punya iphone terbaru, punya jabatan sebagai A dan seterusnya.” Tak jarang, orang dapat terjerat dengan pinjaman online maupun terlilit hutang. Keadaan hidup seperti itu membuat kita jauh dari rasa cukup atau contentment. Hal ini perlu diwaspadai baik bagi alumni muda yang baru memasuki dunia kerja maupun alumni senior yang sudah lama bekerja, keduanya sama-sama berjuang untuk memenuhi standar hidup yang mereka inginkan. 

Tentu tidak salah ketika kita berjuang untuk mencukupkan diri, namun kata “cukup” bagi setiap orang itu berbeda-beda. Mari kita belajar berdasarkan firman Tuhan dari Filipi 4:10-13. Rasul Paulus mengalami apa itu kekurangan dan kelimpahan dalam hidupnya. Sangat menarik ketika Paulus mengatakan di ayat 13 “segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia (Yesus Kristus) yang memberi kekuatan kepadaku”. Dari bagian ini kita mengerti bahwa kekuatan yang Paulus dapatkan sehingga ia bisa merasa cukup dalam segala hal adalah kekuatan yang berasal dan di dalam Kristus. Mengapa Paulus bisa merasa cukup bahkan di tengah-tengah kekurangan? Karena ia sangat bersyukur dengan anugerah keselamatan yang Kristus berikan, baginya hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan(Fil. 1:21). Paulus juga mengatakan penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita(Roma 8:18). Paulus belajar untuk mencukupkan diri dalam segala keadaan (ayat 11), kata “belajar” menunjukkan adanya keinginan dan proses dalam diri Paulus. Belajar juga menunjukkan ada perjuangan atau usaha guna mewujudkan contentment atau rasa cukup itu di dalam kehidupan sehari-hari. 

Bagaimana firman ini dapat kita terapkan sebagai alumni dalam kehidupan nyata? Firman ini mengingatkan kita tidak hidup mengikuti standar kesuksesan dunia melainkan menyadari bahwa kehidupan di dunia ini hanya sementara dan membuat kita mengejar hal yang bernilai kekal. Bekerja memenuhi kebutuhan hidup tentu sebuah keharusan, namun Firman Tuhan ini mengingatkan agar kita tidak menjadi hamba uang dan mencukupkan diri dengan apa yang ada pada kita karena Allah sekali-kali tidak akan meninggalkan kita(Ibr. 13:5).

Oleh sebab itu, kita perlu menerapkan hidup yang sederhana sesuai kebutuhan dan melakukan panggilan Tuhan dengan melayani Tuhan baik dengan waktu, pemikiran, tenaga, bahkan dana. Dengan adanya rasa cukup, alumni KKA GAMA dapat mengatur keuangannya dan dapat mengambil bagian berkontribusi dalam pengadaan fasilitas Kawasan Kerohanian UGM yang saat ini sedang membutuhkan dukungan dana. Mari kita menjadi perpanjangan tangan Tuhan bagi mahasiswa Kristen maupun alumni bisa mempunyai tempat persekutuan dan pembinaan pertumbuhan iman untuk kemuliaan nama Tuhan.

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ARTIKEL

Perspektif Lainnya

Perspektif: Mengimplementasikan Nilai-nilai Kristiani di Dunia Kerja

Perspektif: Mengimplementasikan Nilai-nilai Kristiani di Dunia Kerja

(Oleh: Ir. Otniel Sintoro, M.M) Di dunia Barat, semakin banyak perusahaan yang mengintegrasikan spiritualitas ke dalam marketplace (dunia kerja). Riset bisnis menunjukkan bahwa ada korelasi kuat antara spiritualitas seorang karyawan dengan komitmen organisasi,...

INNOVATION HOPE

INNOVATION HOPE

Masa Depan Kreativitas: Revolusi Regenerative AI Oleh: Sigit B. Darmawan, S.T.,M.B.A. (Alumni Fakultas Teknik UGM dan anggota Dewan Pengawas KKA GAMA) Kreativitas adalah jiwa dari inovasi. Tanpa kreativitas, dunia akan terjebak dalam stagnasi. Namun, apa jadinya jika...

PERSPEKTIF : KEPEMIMPINAN GEMBALA

PERSPEKTIF : KEPEMIMPINAN GEMBALA

(Oleh : Pdt. Sundoyo, S.Si., M.B.A.) Keyser (2017) menyatakan bahwa istilah ‘kepemimpinan gembala’ harus membawa kita kembali pada permulaan istilah ini. Keyser menyatakan : “Shepherd leadership goes back to the beginning of time – “The Lord is our shepherd.” A...