KESEPIAN, MOMEN PENGINGAT UNTUK BERSYUKUR

by | Jan 15, 2024 | Perspektif | 0 comments

(Oleh: Wahyuni Kristinawati-Alumni Fak. Psikologi UGM).

Pernahkah Anda merasa kesepian? Jika saat ini Anda sedang merasa kesepian, semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda, namun jika tidak, Anda tetap dapat meningkatkan wawasan tentang kesepian dan barangkali dapat menjadi referensi pemikiran jika suatu saat Anda mendampingi seseorang yang kesepian. 

Kesepian merupakan emosi negatif atau pengalaman tidak menyenangkan yang muncul karena kita hubungan sosial yang kita miliki tidak seperti yang kita harapkan. Seseorang yang kesepian merasa bahwa kualitas atau jumlah hubungan sosial dengan orang lain tidak memenuhi kebutuhannya. Kesepian dapat dialami oleh siapa saja, pada semua usia dan segala status kehidupan. 

Berbagai penyebab dapat melatarbelakangi kesepian. Seseorang dapat mengalami kesepian secara sosial saat merasa bahwa tidak ada kelompok orang yang memiliki minat yang sama dengan mereka, dan tidak ada kelompok yang menerima mereka. Jadi kesepian ini  diakibatkan oleh persepsi tidak diterima, atau minimnya interaksi sosial  atau jaringan sosialnya. Pada situasi itu perasaan yang munculnya adalah kurangnya relasi atau kedekatan dengan siapapun; ia merasa sendiri meski di tengah keramaian. Kesepian juga wajar terjadi setelah peristiwa kehilangan orang yang dicintai (pasangan, sahabat, hewan kesayangan), atau adanya isolasi sosial (seperti saat pandemi yang lalu), bisa juga setelah terjadi perubahan besar dalam hidup seperti perubahan karier, perubahan status, pindah rumah yang memicu perasaan terombang-ambing dan tidak terhubung.

Selain contoh di atas, dapat terjadi kesepian spiritual yaitu istilah yang digunakan untuk menggambarkan perasaan kehilangan makna, tujuan, atau koneksi yang lebih dalam dalam hidup. Kesepian spiritual ini dapat muncul dari hal-hal, seperti: krisis eksistensial, yaitu kegelisahan yang terus-menerus mempertanyakan tentang makna hidup, kematian, dan tujuan keberadaan di dunia. Kehilangan keyakinan agama atau perasaan terputus dari sistem kepercayaan sebelumnya tanpa menemukan pengganti yang memuaskan juga dapat memicu kesepian spiritual. Sebaliknya spiritualitas dapat dimanfaatkan untuk membantu mengatasi kesepian karena kedekatan dengan Tuhan juga dapat memberikan rasa “bertujuan” dalam hidup, yang dapat membantu mereka merasa lebih puas dan bahagia. Penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang memiliki spiritualitas yang kuat cenderung lebih sedikit merasa kesepian (Kavoosian dkk., 2018; King dkk, 2022). Melalui spiritualitas, kegiatan rohani, berelasi dengan Tuhan, maka orang merasa terhubung dengan sesuatu yang lebih besar dari diri mereka sendiri. 

Meskipun berbagai usia dapat merasakan kesepian, usia dewasa muda (Fields, 2022) dan dewasa paruh baya lebih rentan terhadap kesepian. Pada usia dewasa muda (20-30 tahun) seseorang sering kali meninggalkan rumah untuk kuliah atau bekerja. Hal ini dapat menyebabkan mereka kehilangan hubungan dengan keluarga dan teman-teman di masa kecil. Selain itu, orang dewasa muda sering kali merasa tertekan untuk mencapai kesuksesan dalam karir mereka, yang dapat membuat mereka merasa tidak puas dan kesepian. 

Selanjutnya usia dewasa paruh baya sering kali mengalami perubahan signifikan dalam kehidupan mereka, seperti menikah, memiliki anak, atau mengalami perubahan karier. Perubahan-perubahan ini dapat menyebabkan stres dan kecemasan, yang dapat berkontribusi terhadap kesepian. Usia dewasa paruh baya mungkin mulai merasa seperti mereka kehilangan waktu, yang dapat membuat mereka merasa kesepian dan tidak puas dengan hidup mereka (Crespo-Sanmiguel dkk., 2022). 

Berbagai sumber menyatakan bahwa kesepian secara umum dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik maupun non fisik, seperti gangguan tidur, masalah pencernaan, sakit kepala, bahkan depresi, kecemasan, dan penyalahgunaan zat (Cherry, 2023). Produktivitas kerja juga menurun sehingga kesepian perlu diatasi. Jadi memang kesepian cenderung dianggap sebagai hal yang negatif. Namun, sebenarnya kesepian juga memiliki sisi positif. Kesepian dapat mendorong kita untuk introspeksi diri. Ketika kita merasa kesepian, kita mungkin memiliki lebih banyak waktu untuk memikirkan diri sendiri dan kehidupan kita. Hal ini dapat membantu kita untuk lebih memahami diri kita sendiri dan apa yang kita inginkan dari hidup. Kesepian juga dapat mendorong kita untuk menjadi lebih kreatif. Ketika kita merasa kesepian, kita mungkin mencari cara-cara baru untuk mengekspresikan diri kita: menciptakan lagu, melukis, atau menulis buku, atau memgembangkan hobi.  Selain itu, kesepian juga dapat membantu kita untuk lebih menghargai hubungan dan orang-orang yang kita miliki atau pernah kita miliki, membuat kita mensyukuri kesempatan-kesempatan kebersamaan. Seperti dalam uraian sebelumnya, kesepian juga dapat mendorong kita untuk lebih dekat dengan Tuhan.  

Nah, dalam situasi merasa kesepian kita dapat mendorong diri untuk menemukan sisi positif daripada negatif. Gunakan kesepian sebagai sarana menenangkan diri dan memiliki kebersyukuran. Kita dapat mengingat dan menghitung berkat dan mendekatkan diri dengan Tuhan. Kesepian adalah situasi atas ketidakpuasan kita terhadap relasi sosial yang kita miliki. Kedekatan dengan Tuhan menjawab kebutuhan ini karena kita berelasi dengan Dia, Sang Maha Tahu yang selalu ada tanpa batas ruang dan waktu. Hal ini dapat menjadi titik balik dari perasaan kesepian menjadi perasaan bersyukur.  Dalam usaha mendekatkan diri dengan Tuhan, usaha ini dapat membantu orang kesepian merasa lebih terhubung dengan dunia dan merasa seperti mereka memiliki tempat di dalamnya. Spiritualitas dan kedekatan dengan Tuhan dapat mengajarkan orang untuk mencintai dan menerima diri mereka sendiri. Hal ini dapat membantu orang merasa lebih percaya diri dan nyaman dengan diri mereka sendiri, yang dapat mengurangi perasaan kesepian. Kebersyukuran inilah yang dapat menjadi faktor perlindungan terhadap kesepian.

Akhir kata, jika apapun yang Anda lakukan tidak menolong rasa kesepian Anda, pikirkan peluang untuk mencari bantuan dari professional, jangan biarkan kesepian Anda menjadi berkepanjangan dan menyebabkan masalah kesehatan fisik dan mental.  

SUMBER PUSTAKA

Cherry, K. (2023). Loneliness: causes and health consequences. Diunduh dari https://www.verywellmind.com/loneliness-causes-effects-and-treatments-2795749#citation-13 

Crespo-Sanmiguel, I., Zapater-Fajarí, M., Garrido-Chaves, R., Hidalgo, V., & Salvador, A. (2022). Loneliness and Health Indicators in Middle-Aged and Older Females and Males. Frontiers in Behavioral Neuroscience16. https://doi.org/10.3389/fnbeh.2022.809733

Fields, L. (2022), Why loneliness affects young people more often than older adults. Diunduh dari https://www.cedars-sinai.org/blog/why-loneliness-affects-young-people.html 

Kavoosian N, Hosseinzadeh K, Jaliseh HK, & Karboro A. (2018). The relationship between spiritual health and loneliness among the elderly in Karaj-2016. Journal of Research on Religion and Health, 4(2):7-15.

 King,J., Segrin,C.,  Badger, T.A.,& Thomson. C.A., (2022). Exploring the relationship between loneliness, spirituality, and health-related quality of life in Hispanic cancer caregivers. Support Care Cancer. 2022; 30(6): 4781–4788. Published online 2022 Feb 10. doi: 10.1007/s00520-022-06800-5

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ARTIKEL

Perspektif Lainnya

Perspektif: Mengimplementasikan Nilai-nilai Kristiani di Dunia Kerja

Perspektif: Mengimplementasikan Nilai-nilai Kristiani di Dunia Kerja

(Oleh: Ir. Otniel Sintoro, M.M) Di dunia Barat, semakin banyak perusahaan yang mengintegrasikan spiritualitas ke dalam marketplace (dunia kerja). Riset bisnis menunjukkan bahwa ada korelasi kuat antara spiritualitas seorang karyawan dengan komitmen organisasi,...

INNOVATION HOPE

INNOVATION HOPE

Masa Depan Kreativitas: Revolusi Regenerative AI Oleh: Sigit B. Darmawan, S.T.,M.B.A. (Alumni Fakultas Teknik UGM dan anggota Dewan Pengawas KKA GAMA) Kreativitas adalah jiwa dari inovasi. Tanpa kreativitas, dunia akan terjebak dalam stagnasi. Namun, apa jadinya jika...

PERSPEKTIF : KEPEMIMPINAN GEMBALA

PERSPEKTIF : KEPEMIMPINAN GEMBALA

(Oleh : Pdt. Sundoyo, S.Si., M.B.A.) Keyser (2017) menyatakan bahwa istilah ‘kepemimpinan gembala’ harus membawa kita kembali pada permulaan istilah ini. Keyser menyatakan : “Shepherd leadership goes back to the beginning of time – “The Lord is our shepherd.” A...