No Worries, Be Thankful

by | Jan 31, 2024 | Perspektif | 0 comments

(Oleh: Oktaviani Sipayung, S.H., M.H. – Alumni Fak. Hukum UGM)

Pernahkah anda mendengar lagu Troube is A Friend by Lenka? Lagu ini menggambarkan betapa akrabnya kehidupan kita dengan masalah sehingga seolah-olah ia adalah teman yang selalu menemani kita kemana pun kita pergi. Lagu yang dikemas dengan musik dan alunan nada yang indah ini seperti menghanyutkan kita dalam romansa yang indah antara kehidupan manusia dengan masalah meskipun pada kenyataannya pasti tidak ada orang yang bisa merasa tenang dan damai jika hidupnya berdampingan dengan masalah. Kekhawatiran adalah salah satu respon pertama yang muncul pada diri setiap orang yang berhadapan dengan masalah. Sebagai orang  Kristen, sejak masih kecil kita pasti sudah berkali-kali mendengar dan membaca firman Tuhan yang mengingatkan kepada kita untuk tidak khawatir. Yesus banyak sekali memberikan perumpamaan mengenai pemeliharaan Allah bagi semua mahluk ciptaannya sebagai pembentuk iman kita dalam menjalani kehidupan ini namun apabila permasalahan tersebut datang tetap saja kekhawatiran menjadi respon pertama yang muncul dalam diri kita. Lalu bagaimana cara kita bisa mengalahkan rasa khawatir tersebut? Berikut ini adalah beberapa tips dan trik yang dapat diterapkan untuk keluar dari rasa khawatir

1. Cari firman Allah

Salah satu keunggulan kita sebagai orang Kristen adalah kita memiliki Allah yang sangat mengenal diri kita sejak masih dalam kandungan ibu kita sebagaimana firman Tuhan kepada Yeremia. Sebagai Allah yang penuh dengan kasih tentunya rancangan yang ia siapkan untuk kita adalah rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan malapetaka. Namun untuk mengetahui dan menemukan rancangan tersebut kita membutuhkan panduan dari Allah yang hanya bisa kita temukan dari firmannya yang saat ini sangat mudah untuk kita akses yaitu dengan membaca Alkitab. Hanya melalui cara inilah kita bisa mengetahui apa rancangan Allah dalam hidup kita sehingga kita bisa hidup dalam damai sejahtera yang sudah Tuhan sediakan untuk kita, termasuk menemukan jawaban mengapa Tuhan mengizinkan permasalahan terjadi dalam kehidupan kita.

2. Belajar

Meski tidak gampang namun hal ini harus dilakukan. Mempelajari permasalahan yang sedang kita hadapi adalah satu-satunya cara mengenali permasalahan untuk bisa menang diatas masalah tersebut. Misalnya kita sering kali mendengar orang yang mengatakan saya tidak mengerti dengan hukum sehingga saat diperlakukan tidak adil ketika berhadapan dengan aparat penegak hukum. Pernyataan ini seharusnya tidak terlontar jika kita ada kemauan untuk belajar setidak-tidaknya mengenal kulit dari permasalahan kita untuk mengetahui langkah demi langkah yang harus diambil.

3. Berpikir rasional

Istilah “galau” saat ini familiar bagi semua kalangan masyaakat tidak terbatas pada zaman, geneari dan juga usia. Rasa inilah yang kerap mendominasi perasaan kita saat hati kita dipenuhi dengan rasa khawatir. Tanpa disadari orang yang membiarkan dirinya larut dalam rasa galau tersebut pada kenyataannya sedang menghentikan dirinya dalam berpikir secara rasional. Meskipun tidak enak untuk didengar, namun perlu disadari bahwa ketika dalam kondisi yang tidak menentu, cara terbaik untuk melepaskan diri dari kondisi tersebut adalah mengambil keputusan yang dilandasi dengan cara berpikir yang rasional. Ketika berhadapan dengan masalah hukum, banyak sekali orang yang akhirnya dirugikan oleh pihak-pihak yang menjanjikan sesuatu, padahal jika dipikirkan secara rasional sejak awal janji yang diberikan tersebut tidak mungkin dapat dipenuhi orang tersebut. Akhirnya, sudah jatuh malah tertimpa tangga.

4. Bersyukur

Rasa syukur diciptakan Tuhan sebagai obat bagi manusia yang dalam hidupnya mengalami kekecewaan dan rasa sakit. Rasa syukur mengajarkan kita untuk memilih perspektif mana yang kta gunakan dalam melihat berbagai realita hidup yang saat ini sedang kita alami. Apapun kondisi yang saat ini saudara sedang hadapi, pastikan hati saudara terdapat rasa syukur atas setidak-tidaknya hari ini saudara masih bisa bernafasa dan melihat sinar matahari.

Diakhir kata, izinkan saya menutup tulisan ini dengan firman Tuhan sebagaimana Matius 6:27 “Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?”

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ARTIKEL

Perspektif Lainnya

Perspektif: Menjaga Kerohanian Tetap Segar di Tengah Kebisingan Dunia

Perspektif: Menjaga Kerohanian Tetap Segar di Tengah Kebisingan Dunia

(Naomi Fortuna Kaber, ST., MCM.) Pengantar Dulu waktu mahasiswa, mungkin banyak alumni yang masih senang dengan kegiatan membaca Alkitab, berdoa, persekutuan dan pelayanan. Namun ketika memasuki dunia alumni, prioritas mereka bisa berubah. Tetapi selalu ada cara Tuhan...

Perspektif: Ketika Olok-olok Menjadi Luka di Tengah Kemiskinan

Perspektif: Ketika Olok-olok Menjadi Luka di Tengah Kemiskinan

(Sigit B. Darmawan)* Seorang anak kecil duduk di trotoar, memeluk perut kosongnya sambil menatap ibunya yang berjualan di pinggir jalan. Sang ibu menjual sebungkus nasi atau segelas teh manis. Pemandangan ini mungkin terlalu biasa bagi kita.  Tetapi di balik itu...