(Oleh : Pdt. Sundoyo, S.Si., M.B.A.)
Keyser (2017) menyatakan bahwa istilah ‘kepemimpinan gembala’ harus membawa kita kembali pada permulaan istilah ini. Keyser menyatakan : “Shepherd leadership goes back to the beginning of time – “The Lord is our shepherd.” A shepherd walks alongside his people (sheep), and he knows and cares deeply about each of them”.
Dari pernyataan tersebut maka kepemimpinan gembala yang didasarkan pada teks Mazmur 23, memiliki ciri yang penting dan khas, yaitu :
a. Pemimpin yang berjalan bersama dengan orang yang dipimpin.
b. Pemimpin yang mengetahui dan memahami secara mendalam orang-orang yang dipimpinnya.
c. Pemimpin yang memberikan perhatian secara sungguh-sungguh kepada masing-masing orang yang dipimpin.
Dalam tulisannya, Keyser (2017) memberikan tambahan keterangan bahwa kepemimpinan gembala dicirikan dengan perilaku pemimpin yang menggunakan hati, pengalaman dan tuntunannya untuk membuat setiap orang bertumbuh, berkembang, aman dan mencapai kesejahteraan. Hal ini hanya mungkin terjadi jika seorang pemimpin memiliki hati dan kesediaan untuk berjalan bersama dengan orang-orang yang dipimpinya.
Fenrich yang menuliskan ringkasan buku dari McCormick and Davenport (2013): ‘Shepherd Leadership: Wisdom for Leader from Psalm 23’. Fenrich menyampaikan beberapa hal penting dari buku tersebut, yaitu :
a. Kepemimpinan Gembala adalah pemimpin yang menggunakan ‘head, hand and heart’ dalam memimpin orang. Dan menggunakan semua itu untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kawanan untuk tumbuh dan berkembang.
b. Kepemimpinan Gembala adalah pemimpin yang memenuhi kebutuhan kawanan dengan cara melibatkan diri dan secara proaktif berusaha untuk mendengar dan memahami kebutuhan kawanan.
c. Kepemimpinan Gembala adalah pemimpin yang mampu memberikan makna kekekalan dalam setiap tindakan dalam kehidupan.
d. Kepemimpinan Gembala adalah pemimpin yang mampu menganalisis situasi dan tahu dengan benar menempatkan diri dalam setiap situasi. Ada kalanya ia memimpin di depan, di tengah atau di belakang.
e. Kepemimpinan Gembala adalah pemimpin yang memahami medan perjalanan supaya kawanan dapat selamat. Ada lima pendekatan dalam hal ini : 1) Menghitung dengan sungguh dan penuh kesadaran. 2) Menjadi terbuka untuk menggambarkan keadaan. 3) Melibatkan orang dalam perjalanan. 4) Menemukan jalan dan berbagi semangat serta harapan. 5) Dalam situasi tertentu bersedia untuk turun tangan.
f. Kepemimpinan Gembala adalah pemimpin yang memberikan dirinya untuk berjalan bersama dengan orang yang dipimpinya. Kepemimpinan yang efektif tidak dapat dijalankan dari jarak jauh, ia hadir bersama kawanan. Pemimpin ini berjalan bolak-balik dari gambar besar organisasi ke kebutuhan pribadi masing-masing anggota organisasi.
g. Kepemimpinan Gembala adalah pemimpin yang mengetahui kekuatan dirinya dan menemukan kemampuan, keterampilan dan sarana (alat) yang paling tepat untuk dirinya. Pemimpin mampu memberikan arah dan bingkai organisasi yang akan menjadi kompas dan ruang gerak setiap pihak.
h. Kepemimpinan Gembala adalah pemimpin yang menghadirkan damai sejahtera jika ada konflik. Hal ini dilakukan dengan cara : 1) Mengundang semua pihak yang berkonflik. 2) Terbuka untuk melihat berbagai perspektif dan mempertemukan perspektif. 3) Menemukan niat baik dan jujur atas dampak negatif yang ditimbulkan. 4) Melihat kemungkinan permintaan maaf dan menggunakan kata-kata yang menyembuhkan satu dengan yang lain.
i. Kepemimpinan Gembala adalah pemimpin yang mampu menghilangkan ‘iritasi’ bagi kawanan. Jenis-jenis ‘iritasi’ dalam organisasi adalah : 1) Ketidakpastian. Pemimpin hadir untuk memberikan aturan yang jelas, arahan dan harapan yang jelas. 2) Keyakinan diri yang rendah. Pemimpin hadir memberikan keyakinan diri dengan memberikan dorongan, pengajaran secara sabar dan dukungan. 3) Perilaku negatif. Pemimpin hadir memberikan teladan perilaku yang baik.
j. Kepemimpinan Gembala adalah pemimpin yang memiliki mental berkelimpahan supaya dapat memahami, mengampuni dan memotivasi orang-orang yang dipimpinya. Ia juga tahu bagaimana cara mengelola batinnya untuk tetap berkelimpahan.
k. Kepemimpinan Gembala adalah pemimpin yang membagikan visi masa depan yang positif. Orang membutuhkan harapan masa depan dan tahu secara jelas bagaimana cara mencapai hal tersebut, dan pemimpin hadir untuk memberikan hal-hal tersebut.
l. Kepemimpinan Gembala adalah pemimpin yang mampu mengelola kesetiaan. Pemimpin sungguh sadar bahwa kesetiaan orang pada organisasi menjadi sesuatu yang penting oleh karena itu ia akan memberikan perhatian secara khusus supaya ada kesetiaan pengikutnya pada organisasi.
Greenwood (2018) memberikan empat hal yang menjadi tanggungjawab pemimpin dalam model Kepemimpinan Gembala, yaitu :
m, Flock Welfare. Kesejahteraan kawanan menjadi tanggungjawab utama seorang pemimpin gembala. Ia akan membawa kawanan menuju pada kesejahteraan dan mengawasi serta memastikan bahwa kawanannya tidak memakan tumbuhan yang beracun.
n Protecting From Predators. Predator adalah setiap bahaya yang akan mengancam kehidupan kawanan. Seorang pemimpin gembala akan menggunakan segala cara untuk melindungi kawanannya dari ancaman yang membahayakan keberlangsungan hidup kawanan.
o. Protecting Health. Tugas pemimpin gembala adalah menjaga kawanan untuk tetap terjaga kesehatannya. Memastikan masing-masing anggota kawanan mendapatkan perhatian yang cukup supaya tetap sehat sehingga bisa bertumbuh dan berkembang.
p. Shearing the Flock. Domba tidak bisa merontokkan bulunya, ia harus digunting dan ini penting menjadi tugas gembala. Gembala harus mampu menggunting bulu domba dengan baik dan tidak menimbulkan luka di kulitnya. Pemeliharaan menjadi kata kunci penting dalam hal ini.
Dalam tulisan ini, penulis menyodorkan tokoh dalam Perjanjian Lama sebagai contoh kepemimpinan, tokoh tersebut adalah Nehemia. Beberapa catatan penting dari Nehemia adalah :
- Menggunakan hati. Pada Kitab Nehemia pasal 1, diceritakan bagaimana Nehemia yang sedang ada di istana. Kondisi yang secara pribadi sangat mapan dan nyaman. Saat ia mendengar kabar bahwa Yerusalem telah terbakar dan hancur, ia menangis dan berdoa. Ps 1, ay 4 : ‘Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta alam.’
- Reputasi baik. Bagian awal dari pasal 2, diceritakan bahwa Nehemia harus melayani Raja Artahsasta sebagai juru minum raja. Saat ia melayani dalam keadaan yang sedih dan tidak pernah terjadi sebelumnya, dan itu yang membuat raja bertanya soal penyebab kesedihannya. Pertanyaan itu menjadi kesempatan yang baik bagi Nehemia untuk menyampaikan niatnya membangun Yerusalem. Nehemia tampil sebagai pribadi dengan reputasi yang sangat baik, sehingga saat ia bermuka sedih, ia mendapat perhatian dari raja.
- Kumpulkan data dan analisis dengan benar. Pasal 2 ayat 11-16, menceritakan bagaimana Nehemia yang sampai ke Yerusalem. Ia pergi pada malam hari, keliling ke semua bagian tembok. Ia melihat, mengamati dan mencatat semua data dan melakukan analisis tentang kondisi yang sedang terjadi. Seorang pemimpin harus tahu medan (bahasa di Mazmur disebut ‘valley’) yang harus diselesaikan.
- Membangun tim dan menggerakkan orang. Pasal 2 ayat 17 : ‘Berkatalah aku kepada mereka : “Kamu lihat kemalangan yang kita alami, yakni Yerusalem telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar. Mari, kita bangun kembali tembok Yerusalem, supaya kita tidak lagi dicela”. Ia tampil sebagai pemimpin yang membangun tim dan menggerakkan orang dengan cara menunjukkan bahwa masalah yang sedang dihadapi adalah masalah bersama. Ia juga menunjukkan tujuan dan arah bersama yang harus dikerjakan. Ia juga menunjukkan apa akan diperoleh (reward) sekaligus kerugian (punishment) jika tidak melakukan sesuatu, hal ini terungkap dalam kata ‘supaya kita tidak lagi dicela’. Nehemia membangun tim dan kebersamaan dengan menggunakan kata ‘kita’ untuk mengajak semua pihak menyadari bahwa ‘problem’ yang terjadi adalah masalah semua orang.
- Mengelola hinaan dan menyelesaikan ancaman. Pasal 2 ayat 19-20 dan pasal 4, ada pihak-pihak yang meremehkan dan bahkan di kemudian hari mereka ingin menggagalkan pembangunan dengan cara kekerasan fisik. Menanggapi hinaan, Nehemia berhasil menjadikan hinaan itu sebagai energi positif untuk menyemangati dirinya dan orang-orang yang dipimpinnya. Dalam hal ini, ia membawa hinaan itu kepada Tuhan yang ia yakini sebagai ‘pemilik proyek besar’ dalam hidupnya. Sedangkan serangan fisik diatasi dengan kesiapan perang, sehingga strategi yang dipilih adalah membangun tembok dan disebelah orang yang membangun tembok disediakan pedang.
- Administrator yang handal. Pasal 3 menceritakan bahwa Nehemia mencatat semua yang terlibat dalam pembangunan kembali tembok Yerusalem. Ia mencatat : siapa, mengerjakan apa, dimana dll. Bukankah ini prinsip ISO, kerjakan apa yang ditulis dan tulis apa yang dikerjakan. Catatan yang dibuat oleh Nehemia ini akan berguna bagi pengelolaan pengorganisasian, pengaturan bahan bangunan, struktur komando, dan menjaga kualitas hasil pekerjaan.
Daftar sumber.
- Keyser, Jon (2017): “A Leader is A Shepherd”. Diambil dari : http://www.commonsenseleadership.com/a-leader-is-a-shepherd/
- Greenwood, Beth (2018) : ‘What Are the Duties of a Shepherd?’. Diambil dari : https://work.chron.com/duties-shepherd-23576.html
- Fenrich, Jason (. ) : ‘Shepherd Leadership’. Executive Book Summary. Diambil dari : https://keithdwalker.ca/wp-content/summaries/q-z/Shepherd%20Leadership.McCormick.EBS.pdf
0 Comments